Beberapa hari ini terasa kehilangan passion, sebenarnya apa seh yang membuat saya tidak semangat lagi, setelah merenung dan bertapa digunung ungaran, salah satu sebabnya adalah kurangnya Berpikir Positif. setelah browsing sana-sini bersama mbah google, akhirnya ketemu artikel ini, moga nambah semagat lagi, dan buat yang kurang semangat, chek this out..!!
Dalam diri seseorang terdapat dua sisi yaitu berpikir positif dan negatif. Berpikir positif adalah meletakkan semua hal yang terjadi pada diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Mengapa beripikir positif itu hebat?
Berpikir positif memiliki dampak dan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Saat kita mulai berpikir positif, kekuatan besar datang mengimbangi cara berpikir kita untuk tetap melakukan hal-hal baik dengan cara yang baik. Dengan berpikir positif, kita akan terhindar dari dampak kehidupan yang buruk.
Sebagai contoh masalah pribadi, disaat kita mengalami penderitaan terhadap kehidupan diri kita sebagai pribadi, kita akan dihadapkan pada perasaan kesal, marah, sedih. Di sinilah kita menunjukkan sikap terhadap sebuah masalah pribadi. Apakah kita memilih untuk berpikir positif atau negatif. Jika kita memilih berpikir negatif, maka sikap kita akan merasa kesal, marah dan sedih atas penderitaan yang kita terima. Alhasil kita tidak memecahkan masalah melainkan memperumit dan tentunya tidak akan bertemu dengan jalan keluar. Ketika memilih untuk berpikir positif, maka yang terjadi adalah sebuah penerimaan yang diikuti keikhlasan atas masalah yang kita alami dan merasa harus memperbaiki sesegera mungkin dengan jalan terbaik. Tidak ada rasa sedih, putus asa di dalamnya. Dengan sendirinya, kita akan merasa kuat menghadapi derita ataupun cobaan yang menerpa.
10 Ciri Orang Yang Berpikir Positif
1. Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak Memelihara’ pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya.
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
8. Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti “Masalah itu pasti akan terselesaikan,” dan “Dia memang berbakat.”
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan ‘hidup’.
10. Peduli pada citra diri
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.
Bagi kebanyakan orang, berpikir sudah menjadi laiknya makan, minum, tidur dan segala macam rutinitas harian. Kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan bagaimana pun berpikir telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Tanpa sadar, pikiran kita membentuk apa yang ingin kita lakukan, kita rasakan, dan yang kita inginkan. Jika kita tidak realistis, pikiran kita menyimpan pola pikir ini, maka kita akan menjadi orang yang paling sering mengalami kekecewaan. Jika pikiran kita penuh dengan pola pikir pesimistis, maka segala sesuatu di sekitar kita menjadi tak menarik, membosankan, dan tak memberikan apa-apa. Namun, sebaliknya jika kita berpikiran positif, maka segala sesuatu di sekitar kita menjadi menarik, menyenangkan, dan aman bagi diri kita.
Berpikir positif dapat menjadi tindakan preventif sebelum individu mempunyai gangguan baik emosi maupun kognisi, sebab dengan berpikir positif dan memiliki emosi yang positif, maka kita menghindar dari emosi negatif yang membawa dampak tidak baik bagi fisik maupun psikologis.
Seorang yang berpikir positif tidak pernah menolak untuk mengakui ada hal-hal negatif, tetapi yang pasti ia menolak untuk terkubur dan larut di dalamnya. Berpikir positif adalah bentuk pikiran yang terbiasa untuk mencari hasil-hasil terbaik dari kemungkinan-kemungkinan terburuk. Kita sangat mungkin mencari sesuatu untuk dibangun; kita sangat mungkin berharap hasil terbaik meski keadaan terasa sangat buruk. Fakta yang menakjubkan adalah; saat kita mencari atau mengupayakan yang baik-baik saja maka sangat mungkin kita mendapatkannya. Mencari yang positif adalah proses pertimbangan dan masalah pilihan.
Emosi positif seperti kesenangan dan kenyamanan, merupakan mekanisme menyelamatkan diri secara jangka panjang dan menunjukkan gambaran besar berpikir, membuat kita secara khusus dan memperhatikan hal detail, membuat kita berpikir dengan istilah “kita” dibanding “mereka”. Efek emosi positif akan banyak manfaatnya, terutama untuk kita yang memaafkan.
Sebuah penelitian dalam lapangan psikologi sosial melakukan eksperimen pada 2 kelompok sampel, kelompok A diputarkan film gembira dan kelompok B diputarkan film sedih. Penelitian ini ingin melihat sikap prososial dari 2 kelompok tersebut. Hasilnya adalah bahwa kelompok A lebih suka menolong dibanding kelompok B. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan emosi bahagia (emosi positif), maka orang lebih cenderung suka menolong dibanding mereka yang mendapat dampak emosi negatif, yaitu sedih, dari menonton film tersebut.
Berpikir positif adalah melihat segala peristiwa dengan pengetahuan penuh bahwa ada hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk dalam kehidupan ini, namun akan lebih baik jika seseorang menekankan perhatian pada yang baik-baik saja. Jika seseorang melakukan hal ini, maka yang baik akan terus bertambah.
Seseorang yang berpikir positif tidak pernah membiarkan beratnya kehidupan membuat kecewa dan sedih. Ia hanya menjalani kehidupan dengan teori bahwa semuanya biasa-biasa saja dan sudah dibagi imbang dan rata. Begitulah pikiran positif yang sejati. Dan, itu bisa berfungsi dan bermanfaat karena semua hal yang akan datang mengelilingi pandangan yang lebih cerah saat seseorang ikhlas menunggu kedatangannya lalu mengerjakannya dengan optimistis. Hukum tentang biasa-biasa saja itu selalu ada di pihak orang yang berpikiran positif.
Orang yang berpikiran positif akan menjaga pikirannya tetap mengarah ke masa depan yang cerah. Sudah menjadi fakta kehidupan bahwa seseorang pernah dan akan berhadapan dengan banyak frustasi, kesulitan dan permasalahan. Tetapi, tak seorang pun dari kita yang boleh merasa perlu kalah menghadapi rintangan – rintangan itu. Berpikir positif seperti halnya bermain golf. Ketika bisa memasukkan bola, kita seringkali merasa sudah canggih memainkannya. Kenyataannya bisa saja kita susah memasukkan bola dalam permaianan berikutnya. Kita harus sering berlatih untuk benar-benar bisa bermain golf dengan benar. Begitu juga dengan berpikir positif. Kita harus mengasahnya terus-menerus.
Prinsip-prinsip berpikir positif akan berfungsi jika seseorang bersedia dan ikhlas untuk bekerja dalam prinsip-prinsip itu. Masalahnya, hal ini bukan disiplin yang mudah. Butuh kerja keras dan keyakinan yang tinggi. Itu juga mensyaratkan cara hidup jujur dan hasrat besar untuk sukses.
Dengan mengontrol pemikiran kita dengan tepat, kita dapat mengoreksi kekurangan kita yang terbangun secara tidak benar dan mengubah pemikiran negatif kita. Dengan mengendalikan pikiran, kita mulai mengendalikan hidup kita. Hasil akhir dari proses ini adalah cetak biru yang dapat kita gunakan untuk membangun rumah yang kuat. Sekeras apapun tiupan angin yang kencang—yakni keyakinan kita yang salah—tidak akan pernah menghancurkan “rumah” kesuksesan kita.
Seringkali kita tidak mau menerima atau mengakui bahwa diri kita masih banyak kekurangan. Kita sering merasa bahwa diri kita sudah benar dan tidak ingin dikritik atau disalahkan. Menurut Carl G. Jung, setiap manusia memiliki sisi gelap (dark side), namun kalau kita tidak mau menerima keberadaan sisi gelap tersebut, maka sifat-sifat gelap tersebut akan menjadi kekuatan, yang suatu saat akan keluar dan terlihat oleh orang lain., walaupun diri kita tidak menyadarinya. Inilah yang menyebabkan banyaknya manusia tidak konsisten antara kata dan perbuatan.
Menurut William Kilpatrick, salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku baik, walaupun secara kognitif ia mengetahuinya, adalah ia tidak terlatih untuk melakukan kebajikan atau perbuatan-perbuatan bermoral.
Jadi, untuk menjadikan seseorang memiliki pikiran yang positif adalah dengan mengasah dan melatih dengan kerja keras yang meyakinkan secara kontinu atau terus-menerus untuk melakukan perbuatan dan sifat yang baik, sehingga lama-kelamaan akan terbentuk jiwa dan pikiran yang positif. Tidak pernah membiarkan beratnya kehidupan yang bisa membuat kecewa dan sedih. Ia hanya menjalani kehidupan dengan teori bahwa semuanya biasa-biasa saja dan sudah dibagi imbang dan rata. Ia akan menjaga pikirannya tetap mengarah ke masa depan yang cerah.
Oleh karena itu, maka berpikir positip merupakan karakter yang patut dikembangkan bagi seseorang agar dapat menjalani kehidupan dengan baik. Dengan cara melatih diri dengan kerja keras yang meyakinkan secara terus-menerus untuk melakukan perbuatan dan sifat yang baik, sehingga lama-kelamaan akan terbentuk jiwa dan pikiran yang positif.
sumber: http://personalitydianpalupi.wordpress.com/
Komentar
Posting Komentar